Kategori: Uncategorized

18 Pebasket Lolos

18 Pebasket Lolos Seleknas Kualifikasi Kejuaraan Asia U-16

18 Pebasket Lolos PP Perbasi (Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia) telah mengumumkan 18 atlet yang lolos ke FIBA U-16 Asian Championship SEABA Qualifiers 2023 melalui proses Seleksi Nasional (Seleknas). Para atlet ini akan segera mengikuti Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas).

Indonesia akan mengikuti Kualifikasi SEABA FIBA U-16 Asian Championship 2023 yang berlangsung pada 17 hingga 19 Juli. Sebagai negara tuan rumah, dengan Surabaya ditetapkan sebagai kota tuan rumah, Indonesia mempersiapkan timnya untuk meraih hasil terbaik. Selain Indonesia sebagai tuan rumah, Malaysia, Filipina, dan Thailand juga akan berpartisipasi.

Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia

PP Perbasi melalui Panitia Timnas yang dipimpin oleh Andika Supriadi Saputra melakukan proses seleksi selama tiga hari mulai tanggal 5 Juli di Surabaya. Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia telah mengidentifikasi pemain terpilih hari ini.

“Selamat kepada para pemain terpilih. Ini kesempatan langka karena tidak banyak pemain muda seusia kalian yang berkesempatan mewakili timnas Indonesia di ajang internasional,” kata Andika dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/7/2023).

Andika menjelaskan, sebelum menyempit menjadi 18 pemain final, para atlet dibagi menjadi tiga kelompok selama proses seleksi. Langkah ini diambil untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pemain muda di Indonesia.

18 Pebasket pemain yang teridentifikasi pada Kejuaraan Nasional tahun 2022

Kelompok 1 terdiri dari pemain yang direkomendasikan oleh asosiasi bola basket provinsi, kabupaten, dan kota, berjumlah 45 pemain. Grup 2 terdiri dari pemain yang diidentifikasi oleh PERBASI (Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia) dan Komite Tim Nasional, dengan total 20 pemain.

Grup 3 terdiri dari pemain yang teridentifikasi pada Kejuaraan Nasional tahun 2022, dengan total 12 pemain. Total ada 77 pemain yang mengikuti proses Seleknas.

Dari 77 pemain tersebut, jumlahnya dipersempit menjadi 45 nama pada 6 Juli. Kemudian, selanjutnya dikurangi menjadi 18 nama terakhir pada 7 Juli 2023. Pengurangan lebih lanjut akan dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan tim pada kejuaraan mendatang.

18 Pebasket bermain bola basket.

“Kami terkesan dengan antusiasme para pemain. Mereka semua memiliki potensi karena mereka memiliki apa yang dibutuhkan untuk bermain 18 Pebasket Lolos bola basket. Namun, kami dihadapkan pada situasi di mana kami harus mengambil keputusan tentang pemain dalam waktu singkat.

“Kami optimis melalui ajang ini dapat memperebutkan dua slot di Piala Asia U-16 yang akan digelar mulai 17 hingga 24 September mendatang,” tegas Danny Kosasih.

Bagnaia

Bagnaia: Jangan Membandingkanku dengan Casey Stoner!

Bagnaia Pembalap Ducati Francesco Bagnaia tetap mendapat kritik meski berhasil menjadi juara dunia MotoGP 2022. Bagnaia menolak untuk dibandingkan dengan pendahulunya, Casey Stoner. Pebalap Italia ini melakukan kebangkitan yang mengesankan dengan mengejar defisit 91 poin dari Fabio Quartararo sebelum akhirnya memenangkan gelar juara. Bagnaia menjadi pembalap Ducati pertama yang menjadi juara dunia sejak Casey Stoner pada tahun 2007.

Namun, performa Bagnaia ini tidak memuaskan bagi sebagian orang. Bagnaia menyelesaikan musim dengan keunggulan 17 poin dari Quartararo setelah memenangkan tujuh dari 20 balapan dan naik podium sebanyak 10 kali. Belum lagi Bagnaia dituduh mendapatkan “bantuan” melalui perintah tim menjelang akhir kejuaraan.

Bagnaia MotoGP pada tahun 2000

Sementara itu, Casey Stoner menunjukkan penampilan yang spektakuler saat menjadi juara dunia MotoGP pada tahun 2007. Mantan pembalap asal Australia ini memenangkan 10 dari 18 balapan dengan total naik podium sebanyak 14 kali, dan menjadi juara saat pembalap-pembalap legendaris seperti Valentino Rossi dan Dani Pedrosa berada dalam performa yang baik.

Oleh karena itu, banyak yang menganggap bahwa Bagnaia masih kalah jika dibandingkan dengan Stoner ketika mengendarai Desmosedici. Namun, Bagnaia memilih untuk tidak memperdulikan kritik-kritik tersebut. “Tidak masalah apakah itu di Italia atau Spanyol, saya rasa orang-orang terlalu terikat pada masa lalu dan membuat kesalahan dengan membandingkan pembalap-pembalap dari masa lalu dengan masa kini,” kata Bagnaia kepada Speedweek. “Anda tidak bisa membandingkanku dengan Casey Stoner, yang telah memenangkan gelar juara dunia pada tahun 2007 bersama Ducati. Jika Anda berbicara dengan para pemuda yang baru saja mulai mengikuti balap, saya yakin mereka akan menyukai apa yang saya lakukan.”

Casey Stoner menunjukkan penampilan

“Namun, jika Anda berbicara dengan seseorang yang telah mengikuti seluruh era dari Valentino, Casey, Dani [Pedrosa], [Jorge] Lorenzo, dan [Marc] Marquez, mereka akan mengatakan bahwa Casey itu lebih baik,” tegas Bagnaia.

Sementara itu, Casey Stoner menunjukkan penampilan yang spektakuler saat menjadi juara dunia MotoGP pada tahun 2007. Ia memenangkan 10 balapan dari total 18 balapan dan naik podium sebanyak 14 kali. Prestasi Stoner ini membuat banyak orang menganggap bahwa Bagn aia masih kalah dibandingkan dengan Stoner saat mengendarai motor Desmosedici.

Bagnaia tidak peduli dengan kritik

Namun, Bagn aia tidak peduli dengan kritik-kritik tersebut. Ia berpendapat bahwa orang-orang terlalu terpaku pada masa lalu dan membuat kesalahan dengan membandingkan pembalap dari masa lalu dengan masa kini. Bagn aia juga percaya bahwa para penggemar balap yang baru akan menghargai apa yang telah dia capai. Baginya, penting untuk tidak membandingkannya dengan Casey Stoner karena Stoner telah menjadi juara dunia dengan Ducati pada tahun 2007.

mengikuti era balap MotoGP

Bagn aia menyadari bahwa orang yang telah mengikuti era balap MotoGP sejak Valentino Rossi, Casey Stoner, Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, dan Marc Marquez mungkin akan berpendapat bahwa Casey Stoner lebih baik. Ia mengakui bahwa perbandingan dengan pembalap-pembalap legendaris adalah hal yang sulit dan lebih baik untuk tidak terjebak dalam perdebatan tersebut.

sports

Sports Korea Open 2023, Fajar/Rian: Semoga Lebih Konsisten

Sports berita Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto akan menyaksikan Korea Open 2023 dengan pola latihan yang lebih intens. Mereka berharap hasilnya akan lebih konsisten dari turnamen sebelumnya.

Fajri, julukan mereka dari fans bulutangkis, masih menjadi sorotan. Mereka kerap kalah dalam beberapa turnamen terakhir. Tanpa ragu, mereka finis di 32 besar Singapura Terbuka dan Malaysia Masters.

Setelah Kejuaraan All England tahun lalu, mereka belum memenangkan gelar lagi. Hasil terbaik ganda putra dalam satu tahun adalah final Spain Masters dan Indonesia Open 2023.

menyaksikan Korea Open 2023 Fajar/Rian lebih konsisten lagi

Terlepas dari kenyataan bahwa ia belum mencapai final turnamen seperti Spanyol Masters dan Indonesia Open, ia masih merupakan pemain yang bagus, meskipun merupakan pemain di level tinggi. Mereka adalah putra ganda nomor satu dunia, yang menunjukkan kualitas dan konsistensi mereka dalam waktu yang lama.

Tidak, selama Korea Open yang akan digelar pada 18-23 Juli mendatang di Yeosu, Korea Selatan, Fajar/Rian akan bekerja keras untuk memperbaiki diri. Lama penelitian sekitar satu bulan.

“Untuk ke Korea, kami sudah mempersiapkan diri baik dari segi fisik, tenaga, dan sekarang sudah masuk teknik karena sudah mau jelang perjalanan.” “Mudah-mudahan tidak sakit,” kata Fajar saat tiba di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis pagi.

Sports CNN Pendapat Fajar/Rian Di ajang tersebut

Menurut Berita Sports Fajar, dirinya dan Rian, serta anak didiknya, telah melakukan perubahan yang signifikan terhadap aturan permainan, terutama di bidang perabaan dan perabaan. Namun, yang kedua memburuk dengan cepat. Fajar mengalami cedera pinggang, namun Rian mengalami bagian bahunya.

“Pastinya, Koh Herry, Koh Aryono, dan fisik persiapkan kami berdua, mungkin semua ganda putra semua karena All England tidak ada yang juara lagi.” Ini evaluasi tim ganda putra agar kedepannya bisa lebih baik lagi, dan ada dua hari latihan intensif,” kata penyelenggara Malaysia Open 2023 itu.

Ia berharap hasil Korea Open lebih signifikan dan konsisten. Fajar/Rian finis kedua di Korea Open 2022. Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae 21-19, 15-21, 18-21, kalah dari wakil tuan rumah.

“Semoga juga hasilnya lebih baik dari Korea Open lalu,” sebut Fajar.